PACITAN– Musim kemarau yang lebih kering dari tahun sebelumnya memaksa sejumlah wilayah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menghadapi krisis air bersih.
Sebagai bagian dari upaya membantu masyarakat yang terdampak, Polres Pacitan melalui Polsek Tulakan melakukan aksi sosial dengan menyalurkan bantuan air bersih.
Pada hari Senin, 2 September 2024, sekitar pukul 10.00 WIB, tim dari Polsek Tulakan bersama dengan anggota Koramil Tulakan melakukan distribusi air bersih ke dua lokasi utama, yakni di Dusun Pinggir, Desa Jatigunung, RT 02/14, serta di Madrasah Ibtidaiyah MIM 1 Jatigunung, Kecamatan Tulakan.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Tulakan, AKP Andreas Hekso Soepriyo.
“Kami melaksanakan giat 'Polsek Tulakan Peduli' sebagai bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat yang kekurangan air bersih, " ujar AKP Andreas.
Ia mengatakan dalam baksos tersebut pihaknya menyalurkan 10.000 liter air bersih kepada warga yang sangat membutuhkan.
Musim kemarau yang berlangsung sejak awal tahun ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus 2024, dengan kondisi yang lebih kering daripada tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu seperti diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Erwin Andriatmoko.
Ia menjelaskan bahwa meskipun durasi kemarau kali ini diperkirakan lebih pendek, intensitas kekeringannya cukup mengkhawatirkan.
"Kemarau tahun ini lebih kering meski jangka waktunya tidak selama kemarau tahun kemarin. Puncaknya diprediksi terjadi bulan Agustus nanti, " ungkap Erwin Andriatmoko.
Dengan ancaman krisis air bersih di sejumlah wilayah, Pemkab Pacitan melalui BPBD telah melakukan berbagai langkah antisipasi.
Salah satunya dengan membangun sarana penyediaan air baku seperti sumur bor dan penampungan air di desa-desa rawan kekeringan.
Selain itu, optimalisasi embung dan pengerahan Satgas air bersih juga menjadi strategi penting dalam menghadapi dampak kemarau panjang ini.
"Kami juga melakukan proses mitigasi dan eksekusi di desa-desa yang rawan kekeringan untuk mencegah krisis air semakin meluas, " tambah Erwin.
Berdasarkan data dari BPBD Pacitan, sebanyak 59 desa di wilayah Kabupaten Pacitan termasuk dalam kategori rawan kekeringan.
Pada tahun 2023, upaya mitigasi kekeringan telah berhasil menyelesaikan masalah di 25 desa, sementara 34 desa lainnya masih dalam tahap penanganan.
Krisis air bersih yang terus berulang setiap musim kemarau menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, pihak swasta, serta lembaga kepolisian seperti yang dilakukan oleh Polres Pacitan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah krisis air bersih. (*)